REVIEW BUKU: NEW NORMAL

Judul Buku        NEW NORMAL

Penerbit             : Gadjah Mada University Press

Apa yang terbayang dibenak saudara ketika mendengar kata New Normal ? pasti tidak asing untuk kata ini di kondisi yang seperti sekarang. Saya akan mereview sebuah buku paling kekinian dengan judul New Normal, tebal buku 349 lembar dan telah ditulis oleh 24 penulis yang concern dibidang ilmu sosial, politik, kebijakan, kesehatan, ekonomi kreatif, hingga psikologi. Sebuah mahakarya yang begitu luar biasa menjadi bom untuk merefleksi kembali pikiran, buku ini terdiri dari 18 bab yang telah mengupas tuntas mengulik sehingga menawarkan sebuah warna baru yang diminati pembaca dan pastinya menjadi sumber utama dalam hal referensi. Dalam buku ini terdiri dari 18 bab menawarkan berbagai kajian diantaranya kajian komprehensif new normal, mulai dari perdebatan istilah hingga menuju kepada penerimaan sosial atas diskursus ini. Dalam penulisan buku ini tentunya menggunakan data-data digital/online hingga literatur review, bab dalam buku ini terbagi kedalam empat bagian yaitu : perdebatan perspektif new normal, new normal dalam politik/pemerintahan, new normal dalam sektor ekonomi, dan penerimaan sosial atas diskursus new normal, hingga bab pengantar dan penutup.

Sebagai pengantar membahas bab pertama tentang new normal editor menjelaskan urgensi penulisan, cakupan bahasa, dan kerangka analisis untuk dapat memahami new normal dalam kerangka perbuahan sosial, politik, dan ekonomi yang berefek dari pandemi covid-19. Kemudian bagian pertama terdiri dari empat bab dan salah satunya membahas mengenai bagaimana pergeseran relasi kekuasaan, konsolidasi kelas, dan kesenjangan yang ditulis oleh Prof. Dr. Cornelis Lay, MA beliau merupakan guru besar ilmu politik & pemerintahan di Universitas Gadjah Mada. Seseorang yang begitu saya kagumi, namun pada 05 agustus 2020 silam beliau telah berpulang. Semasa hidupnya beliau sangat banyak menghasilkan karya salah satu tulisannya di buku ini namun dalam proses menulis buku ini beliau dalam keadaan di rawat di RS, beliau tidak patah semangat beliau yang akrab disapa Mas Coni tetap bersemangat untuk menyelesaikan salah satu bab di buku ini. Kemudian pandemi covid-19 telah melahirkan peluang reformasi atau transformasi dalam praktik politik dan pemerintahan sehingga dalam bab ini mendiskusikan aspek-aspek perubahan dalam lingkup birokrasi, sistem jaminan sosial, keuangan negara, hingga mekanisme elektoral sebagai respons atas situasi pandemi, semua ini dibahas di bagian kedua yang terdiri dari empat bab, bagian ketiga juga terdiri dari empat bab yang berisi tentang analisis peluang dan tantangan new normal di sektor ekonomi, kemudian bagian keempat juga terdiri dari empat bab dalam bagian ini mendiskusikan perubahan akibat covid-19 yang berlansung di level masyarakat serta penerimaan sosial atas diskursus new normal untuk menjadi kebiasaan baru dan dalam hal ini diskursus new normal dapat dengan mudah diterima secara sosial ditengah keterbatasan negara sehingga komunitas dan berbagai organisasi dalam masyarakat bergerak atas inisiatif untuk dapat mengembangkan sumber daya dan mekanisme berbasis kekuatan sosial untuk transisi menuju new normal, kemudian penutup terdiri dari satu bab yang berisi refleksi atas aspek-aspek yang berubah dan terus berlangsung sebagai akibat dari covid-19 dan new normal.

Bagi saya pribadi buku ini sangat menarik untuk dibaca kemudian buku ini dilengkapi dengan daftar singkatan, daftar istilah dan daftar pustaka perbab nya dan penyajian data yang lengkap dengan analisis yang kuat bahasanya juga ringan membuat kita mudah dalam memahaminya, mari membaca agar tidak terjadi miss komunikasi antara diri sendiri dengan keadaan. New normal membawa kita kearah yang baru dimasa saat ini, siapa yang akan menduga situasi akan seperti ini. Kita harus berperang melawan keadaan yang buruk, setelah pemerintah memberlakukan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) kini kita dihadapkan dengan situasi baru atau new normal dalam hal ini kita dianjurkan untuk menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.


By: Nyanyak Marawan Putri


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desaku Harus Ramah Gender